SUKU SUNDA
Suku
Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau
Jawa,Indonesia, dari Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa hingga
sekitar Brebes (mencakupwilayah administrasi propinsi Jawa Barat,
Banten, sebagian DKI Jakarta, dan sebagianJawa Tengah. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak diIndonesia. Kerana letaknya yang berdekatan dengan ibu kota negara maka hampir seluruh suku
bangsa yang ada di Indonesia terdapat di provinsi ini. 65% penduduk
Jawa Baratadalah Suku Sunda yang merupakan penduduk asli provinsi ini.
Suku lainnya adalahSuku Jawa yang banyak dijumpai di daerah bagian utara
Jawa Barat, Suku Betawi banyak mendiami daerah bagian barat yang
bersempadan dengan Jakarta. Suku Minang dan SukuBatak banyak mendiami
Kota-kota besar di Jawa Barat, seperti Bandung, Cimahi, Bogor,Bekasi,
dan Depok. Sementara itu Orang Tionghoa banyak dijumpai hampir di
seluruhdaerah Jawa Barat.
KEBUDAYAAN SUKU SUNDA
Kebudayaan
Sunda merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi
bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu dilestarikan.
Kebudayaan-kebudayaan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :
SISTEM KEKERABATAN
Sistem
keluarga dalam suku Sunda bersifat bilateral, garis keturunan ditarik
dari pihak bapak dan ibu. Dalam keluarga Sunda, bapak yang bertindak
sebagai kepala keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama
Islam yang sangat mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi
kehidupan suku Sunda.Dalam suku Sunda dikenal adanya pancakaki yaitu
sebagai istilah-istilah untuk menunjukkan hubungan kekerabatan.
Dicontohkannya, pertama, saudara yang berhubungan langsung, ke bawah,
dan vertikal. Yaitu anak, incu (cucu), buyut (piut), bao, canggahwareng
atau janggawareng, udeg-udeg, kaitsiwur atau gantungsiwur. Kedua,
saudara yang berhubungan tidak langsung dan horizontal seperti anak
paman, bibi, atau uwak, anak saudara kakek atau nenek, anak saudara
piut. Ketiga, saudara yang berhubungan tidak langsung dan langsung serta
vertikal seperti keponakan anak kakak, keponakan anak adik, dan
seterusnya. Dalam bahasa Sunda dikenal pula kosa kata sajarah dan
sarsilah (salsilah, silsilah) yang maknanya kurang lebih sama dengan
kosa kata sejarah dan silsilah dalam bahasa Indonesia. Makna sajarah
adalah susun galur/garis keturunan.
SISTEM KEPERCAYAAN
Hampir
semua orang Sunda beragama Islam. Hanya sebagian kecil yang
tidak beragama Islam, diantaranya orang-orang Baduy yang tinggal di
Banten Tetapi juga adayang beragama Katolik, Kristen, Hindu,
Budha.Selatan. Praktek-praktek sinkretisme danmistik masih dilakukan.
Pada dasarnya seluruh kehidupan orang Sunda ditujukan untuk memelihara
keseimbangan alam semesta.
Keseimbangan
magis dipertahankan dengan upacara-upacara adat, sedangkankeseimbangan
sosial dipertahankan dengan kegiatan saling memberi (gotong royong).Hal
yang menarik dalam kepercayaan Sunda, adalah lakon pantun Lutung
Kasarung,salah satu tokoh budaya mereka, yang percaya adanya Allah yang
Tunggal (GuriangTunggal) yang menitiskan sebagian kecil diriNya ke dalam
dunia untuk memeliharakehidupan manusia (titisan Allah ini disebut
Dewata). Ini mungkin bisa menjadi jembatanuntuk mengkomunikasikan Kabar
Baik kepada mereka.
MATA PENCAHARIAN
Suku
Sunda umumnya hidup bercocok tanam. Kebanyakan tidak suka merantau
atauhidup berpisah dengan orang-orang sekerabatnya. Kebutuhan orang
Sunda terutamaadalah hal meningkatkan taraf hidup. Menurut data dari
Bappenas (kliping Desember 1993) di Jawa Barat terdapat 75% desa miskin.
Secara umum kemiskinan di Jawa Baratdisebabkan oleh kelangkaan sumber
daya manusia. Maka yang dibutuhkan adalah pengembangan sumber daya
manusia yang berupa pendidikan, pembinaan, dll.
Selain
bertani, masyarakat Sunda seringkali memilih untuk menjadi pengusaha
dan pedagang sebagai mata pencariannya, meskipun kebanyakan berupa
wirausaha kecil-kecilan yang sederhana, seperti menjadi penjaja makanan
kelhling, membuka warung atau
rumah makan, membuka toko barang kelontong dan kebutuhan sehari-hari,
atau membuka usaha cukur rambut, di daerah perkotaan ada pula yang
membuka usaha percetakan, distro, cafe, rental mobil dan jual beli
kendaraan bekas. Profesi pedagang keliling banyak pula dilakoni oleh
masyarakat Sunda, terutama asal Tasikmalaya dan Garut.
Profesi lainnya yang banyak dilakoni oleh orang Sunda adalah sebagai
pegawai negeri, penyanyi, seniman, dokter, diplomat dan pengusaha.
KESENIAN
KIRAB HELARAN
Kirap
helaran atau yang disebut sisingaan adalah suatu jenis kesenian
tradisional atauseni pertunjukan rakyat yang dilakukan dengan
arak-arakan dalam bentuk helaran.Pertunjukannya biasa ditampilkan pada
acara khitanan atau acara-acara khusus seperti ;menyambut tamu, hiburan
peresmian, kegiatan HUT Kemerdekaan RI dan kegiatan hari-hari besar
lainnya. Seperti yang diikuti ratusan orang dari perwakilan seluruh
kelurahandi Cimahi, yang berupa arak-arakan yang pernah digelar pada
saat Hari Jadi ke-6 KotaCimahi. Kirap ini yang bertolak dari Alun-alun
Kota Cimahi menuju kawasan perkantoran
Pemkot Cimahi, Jln. Rd. Demang Hardjakusumah itu, diikuti
olehkelompok-kelompok masyarakat yang menyajikan seni budaya Sunda,
seperti sisingaan,gotong gagak, kendang rampak, calung, engrang, reog,
barongsai, dan klub motor.
KARYA SASTRA
Di
bawah ini disajikan daftar karya sastra dalam bahasa Jawa yang berasal
dari daerahkebudayaan Sunda. Daftar ini tidak lengkap, apabila para
pembaca mengenal karya sastralainnya dalam bahasa Jawa namun berasal
dari daerah Sunda,
· Babad Cerbon
· Cariosan Prabu Siliwangi
· Carita Ratu Galuh
· Carita Purwaka Caruban Nagari
· Carita Waruga Guru
· Kitab Waruga Jagat
· Layang Syekh Gawaran
· Pustaka Raja Purwa
· Sajarah Banten
· Suluk Wuyung Aya
· Wahosan Tumpawarang
· Wawacan Angling Darma
· Wawacan Syekh Baginda Mardan
· Kitab Pramayoga/jipta Sara
PENCAK SIALAT CIKALONG
Pencak
silat Cikalong tumbuh dikenal dan menyebar, penduduk tempatan
menyebutnya"Maempo Cikalong". Khususnya di Jawa Barat dan diseluruh
Nusantara pada umumnya,hampir seluruh perguruan pencak silat melengkapi
teknik perguruannya dengan aliran ini.Daerah Cianjur sudah sejak dahulu
terkenal sebagai daerah pengembangan kebudayaanSunda seperti; musik
kecapi suling Cianjuran, klompen cianjuran, pakaian modaCianjuran yang
sampai kini dipergunakan dll.
SENI TARI
TARI JAIPONGAN
Tanah
Sunda (Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan
menarik,Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari
daerah ini. Jaipongan atauTari Jaipong sebetulnya merupakan tarian yang
sudah moderen karena merupakanmodifikasi atau pengembangan dari tari
tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu.TariJaipong
ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula, yaitu Degung. Musik
inimerupakan kumpulan beragam alat musik seperti Kendang, Go'ong, Saron,
Kacapi, dsb.Degung bisa diibaratkan 'Orkestra' dalam musik
Eropa/Amerika. Ciri khas dari TariJaipong ini adalah musiknya yang
menghentak, dimana alat musik kendang terdengar paling menonjol selama
mengiringi tarian. Tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang,
berpasangan atau berkelompok. Sebagai tarian yang menarik, Jaipong
sering dipentaskan pada acara-acara hiburan, selamatan atau pesta
pernikahan.
TARI MERAK
TARI TOPENG
SENI MUSIK DAN SUARA
Selain
seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya. Dalam
memainkanDegung biasanya ada seorang penyanyi yang membawakan lagu-lagu
Sunda dengan nadadan alunan yang khas. Penyanyi ini biasanya seorang
wanita yang dinamakan Sinden.Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan
lagu yang dibawakan Sinden karena nadadan ritme-nya cukup sulit untuk
ditiru dan dipelajari.Dibawah ini salah salah satumusik/lagu daerah
Sunda :
Bubuy Bulan
Es Lilin
Manuk Dadali
Tokecang
Warung Pojok
WAYAN GOLEK
Jepang boleh terkenal dengan 'Boneka Jepangnya', maka tanah Sunda terkenal dengankesenian Wayang Golek-nya. Wayang Golek adalah pementasan sandiwara boneka yangterbuat
dari kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap pengisi suara
yangdisebut Dalang. Seorang Dalang memiliki keahlian dalam menirukan
berbagai suaramanusia. Seperti halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musik Degunglengkap dengan Sindennya. Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan, pesta pernikahan atau acara lainnya. Waktu pementasannya pun unik, yaitu pada malamhari
(biasanya semalam suntuk) dimulai sekitar pukul 20.00 - 21.00 hingga
pukul 04.00 pagi. Cerita yang dibawakan berkisar pada pergulatan antara
kebaikan dan kejahatan(tokoh baik melawan tokoh jahat). Ceritanya banyak
diilhami oleh budaya Hindu dariIndia, seperti Ramayana atau Perang
Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam cerita mengambilnama-nama dari tanah
India.Dalam Wayang Golek, ada 'tokoh' yang sangat dinantikan pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan, seperti Dawala dan Cepot.Tokoh-tokoh ini digemari karena mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan peran
lucu (seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton.
SeorangDalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut dengan variasi
yang sangat menarik.
ALAT MUSIK
Calung
adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe dari angklung.
Berbedadengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara
menabuh calung adalahdengan mepukul batang (wilahan, bilah) dari
ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusunmenurut titi laras (tangga nada)
pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung
kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yangdibuat dari
awi temen (bambu yang berwarna putih). Angklung
adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus
yangditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal
penggunaannyaangklung masih sebatas kepentingan kesenian local atau
tradisional
KETUK TILU
Ketuk
Tilu adalah suatu tarian pergaulan dan sekaligus hiburan yang
biasanyadiselenggarakan pada acara pesta perkawinan, acara hiburan
penutup kegiatan ataudiselenggrakan secara khusus di suatu tempat yang
cukup luas. Pemunculan tari ini dimasyarakat tidak ada kaitannya dengan
adat tertentu atau upacara sakral tertentu tapimurni sebagai pertunjukan
hiburan dan pergaulan. Oleh karena itu tari ketuk tilu ini banyak
disukai masyarakat terutama di pedesaan yang jarang kegiatan hiburan.
SENI BANGRENG
Seni
Bangreng adalah pengembangan dari seni "Terbang" dan "Ronggeng". Seni
terbangitu sendiri merupakan kesenian yang menggunakan "Terbang", yaitu
semacam rebanatetapi besarnya tiga kali dari alat rebana. Dimainkan oleh
lima pemain dan dua orang penabu gendang besar dan kecil.
RENGKONG
Rengkong
adalah salah satu kesenian tradisional yang diwariskan oleh
leluhur masyarakat Sunda. Muncul sekitar tahun 1964 di daerah Kabupaten
Cianjur dan orangyang pertama kali memunculkan dan mempopulerkannya
adalah H. Sopjan. Bentuk kesenian ini sudah diambil dari tata cara
masyarakat sunda dahulu ketika menanam padisampai dengan menuainya
KUDA RENGGONG
Kuda
Renggong atau Kuda Depok ialah salah satu jenis kesenian helaran yang
terdapat diKabupaten Sumedang, Majalengka dan Karawang. Cara
penyajiannya yaitu, seekor kudaatau lebih di hias warna-warni, budak
sunat dinaikkan ke atas punggung kuda tersebut,Budak sunat tersebut
dihias seperti seorang Raja atau Satria, bisa pula meniru pakaian para
Dalem Baheula, memakai Bendo, takwa dan pakai kain serta selop.
KECAPI SULING
Kacapi
Suling adalah salah satu jenis kesenian Sunda yang memadukan suara
alunanSuling dengan Kacapi (kecapi), iramanya sangat merdu yang biasanya
diiringi olehmamaos (tembang) Sunda yang memerlukan cengkok/ alunan
tingkat tinggi khas Sunda.Kacapi Suling berkembang pesat di daerah
Cianjur dan kemudian menyebar kepenjuruParahiangan Jawa Barat dan
seluruh dunia.
SISTEM KEKERABATAN
Sistem keluarga dalam suku Sunda bersifat parental, garis keturunan ditarik dari pihak ayah
dan ibu bersama. Dalam keluarga Sunda, ayah yang bertindak sebagai
kepalakeluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama Islam
yang sangatmempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi kehidupan
suku Sunda.Dalam sukuSunda dikenal adanya pancakaki yaitu sebagai
istilah-istilah untuk menunjukkanhubungan kekerabatan. Dicontohkannya,
pertama, saudara yang berhubungan langsung,ke bawah, dan vertikal. Yaitu anak, incu (cucu), buyut (piut), bao, canggahwareng atau janggawareng, udeg-udeg, kaitsiwur atau gantungsiwur. Kedua, saudara yang berhubungan
tidak langsung dan horizontal seperti anak paman, bibi, atau uwak,
anak saudara kakek atau nenek, anak saudara piut. Ketiga, saudara yang
berhubungan tidak langsung dan langsung serta vertikal seperti keponakan
anak kakak, keponakan anak adik, dan seterusnya. Dalam bahasa Sunda
dikenal pula kosa kata sajarah dan sarsilah(salsilah, silsilah) yang
maknanya kurang lebih sama dengan kosa kata sejarah dansilsilah dalam
bahasa Indonesia. Makna sajarah adalah susun galur/garis keturunan.
BAHASA
Bahasa
yang digunakan oleh suku ini adalah bahasa Sunda. Bahasa Sunda adalah
bahasayang diciptakan dan digunakan sebagai alat komunikasi oleh Suku
Sunda, dan sebagaialat pengembang serta pendukung kebudayaan Sunda itu
sendiri. Selain itu bahasa Sundamerupakan bagian dari budaya yang
memberi karakter yang khas sebagai identitas SukuSunda yang merupakan
salah satu Suku dari beberapa Suku yang ada di Indondsia.
Dalam percakapan sehari-hari, etnis Sunda banyak menggunakan bahasa Sunda. Namun kini telah banyak masyarakat
Sunda terutama yang tinggal di perkotaan tidak lagi menggunakan bahasa
tersebut dalam bertutur kata. Seperti yang terjadi di pusat-pusat
keramaian kota Bandung dan Bogor, dimana banyak masyarakat yang tidak lagi menggunakan bahasa Sunda.
Ada beberapa dialek dalam bahasa Sunda, antara lain dialek Sunda-Banten, dialek Sunda-Bogor, dialek Sunda-Priangan, dialek Sunda-Jawa, dan beberapa dialek lainnya yang telah bercampur baur dengan bahasa Jawa dan bahasa Melayu. Karena pengaruh budaya Jawa pada masa kekuasaan Kerajaan Mataram Islam,
bahasa Sunda - terutama dialek Sunda Priangan - mengenal beberapa
tingkatan berbahasa, mulai dari bahasa halus, bahasa loma/lancaran,
hingga bahasa kasar. Namun di wilayah-wilayah pedesaan dan mayoritas
daerah Banten, bahasa Sunda loma tetap dominan.
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Masalah
pendidikan dan teknologi di dalam masyarakat suku Sunda sudah
bisadibilang berkembang baik.Ini terlihat dari peran dari pemerintah
Jawa Barat. PemerintahJawa Barat memiliki tugas dalam memberikan
pelayanan pembangunan pendidikan bagiwarganya, sebagai hak warga yang
harus dipenuhi dalam pelayanan pemerintahan. VisiPemerintah Jawa Barat,
yakni "Dengan Iman dan Takwa Jawa Barat sebagai ProvinsiTermaju di Indonesia dan Mitra Terdepan Ibukota Negara Tahun 2010" merupakankehendak,
harapan, komitmen yang menjadi arah kolektif pemerintah bersama
seluruhwarga Jawa Barat dalam mencapai tujuan pembangunannya.
Pembangunan
pendidikan merupakan salah satu bagian yang sangat vital danfundamental
untuk mendukung upaya-upaya pembangunan Jawa Barat di bidang
lainnya.Pembangunan pendidikan merupakan dasar bagi pembangunan lainnya,
mengingat secarahakiki upaya pembangunan pendidikan adalah membangun
potensi manusia yang kelak akan menjadi pelaku pembangunan.
Dalam
setiap upaya pembangunan, maka penting untuk senantiasa
mempertimbangkankarakteristik dan potensi setempat. Dalam konteks ini,
masyarakat Jawa Barat yangmayoritas suku Sunda memiliki potensi, budaya
dan karakteristik tersendiri. Secarasosiologis-antropologis, falsafah
kehidupan masyarakat Jawa Barat yang telah diakuimemiliki makna mendalam
adalah cageur, bageur, bener, pinter, tur singer. Dalam kaitanini,
filosofi tersebut harus dijadikan pedoman dalam mengimplementasikan
setiaprencana pembangunan, termasuk di bidang pendidikan. Cageur
mengandung makna sehat jasmani dan rohani. Bageur berperilaku baik,
sopan santun, ramah, bertata krama. Bener yaitu
jujur, amanah, penyayang dan takwa. Pinter, memiliki ilmu pengetahuan.
Singer artinya kreatif dan inovatif.Sebagai sebuah upaya mewujudkan
pembangunan pendidikan berfalsafahkan cageur, bageur, bener, pinter, tur
singer tersebut, ditempuh pendekatansocial cultural heritage approach.
Melalui pendekatan ini diharapkan akan lahir peranaktif masyarakat dalam
menyukseskan program pembangunan pendidikan yangdigulirkan pemerintah.
ADAT ISTIADAT
UPACARA ADAT PERKAWINAN SUKU SUNDA
Adat
Sunda merupakan salah satu pilihan calon mempelai yang ingin merayakan
pesta pernikahannya. Khususnya mempelai yang berasal dari Sunda. Adapun
rangkaianacaranya dapat dilihat berikut ini.
Nendeun Omong, yaitu pembicaraan orang tua atau utusan pihak pria yang berminatmempersunting seorang gadis.
Lamaran.
Dilaksanakan orang tua calon pengantin beserta keluarga dekat.
Disertaiseseorang berusia lanjut sebagai pemimpin upacara. Bawa lamareun
atau sirih pinangkomplit, uang, seperangkat pakaian wanita sebagai
pameungkeut (pengikat). Cincin tidak mutlak harus dibawa. Jika dibawa,
bisanya berupa cincing meneng, melambangkankemantapan dan keabadian.
Tunangan. Dilakukan ‘patuker beubeur tameuh’, yaitu penyerahan ikat pinggang warna pelangi atau polos kepada si gadis.
Seserahan
(3 - 7 hari sebelum pernikahan). Calon pengantin pria membawa
uang, pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan, dan
lain-lain.
Ngeuyeuk seureuh (opsional, Jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan, maka seserahandilaksanakan sesaat sebelum akad nikah.)
Dipimpin pengeuyeuk.
Pengeuyek
mewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu
kepadakedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang
atau benda yangdisediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.
Diiringi
lagu kidung oleh pangeuyeuk Disawer beras, agar hidup sejahtera.
dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih sayang dan
giat bekerja. Membuka kain putih penutup pengeuyeuk. Melambangkan rumah
tangga yang akandibina masih bersih dan belum ternoda.Membelah mayang
jambe dan buah pinang (oleh calon pengantin pria). Bermakna
agar keduanya saling mengasihi dan dapat menyesuaikan diri. Menumbukkan
alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali (oleh calon pengantin
pria).Membuat lungkun. Dua lembar sirih bertangkai saling dihadapkan.
Digulung menjadisatu memanjang. Diikat dengan benang kanteh. Diikuti
kedua orang tua dan para tamuyang hadir. Maknanya, agar kelak rejeki
yang diperoleh bila berlebihan dapat dibagikankepada saudara dan handai
taulan.Berebut uang di bawah tikar sambil disawer. Melambangkan berlomba
mencari rejeki dandisayang keluarga.
Upacara Prosesi PernikahanPenjemputan calon pengantin pria, oleh utusan dari pihak wanita Ngabageakeun,
ibu calon pengantin wanita menyambut dengan pengalungan bungamelati
kepada calon pengantin pria, kemudian diapit oleh kedua orang tua
calon pengantin wanita untuk masuk menuju pelaminan.
Akad
nikah, petugas KUA, para saksi, pengantin pria sudah berada di tempat
nikah.Kedua orang tua menjemput pengantin wanita dari kamar, lalu
didudukkan di sebelah kiri pengantin pria dan dikerudungi dengan tiung
panjang, yang berarti penyatuan dua insanyang masih murni. Kerudung baru
dibuka saat kedua mempelai akan menandatanganisurat nikah.
Sungkeman,
Wejangan, oleh ayah pengantin wanita atau keluarganya.
Saweran,
kedua pengantin didudukkan di kursi. Sambil penyaweran, pantun
sawer dinyanyikan. Pantun berisi petuah utusan orang tua pengantin
wanita. Kedua pengantindipayungi payung besar diselingi taburan beras
kuning atau kunyit ke atas payung.
Meuleum
harupat, pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat
disiram pengantin wanita dengan kendi air. Lantas harupat dipatahkan
pengantin pria.
Nincak endog, pengantin pria menginjak telur dan elekan sampai pecah. Lantas kakinyadicuci dengan air bunga dan dilap pengantin wanita.
Buka
pintu. Diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan
pantun bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat
syahadat dibacakan, pintudibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan.
MASALAH SOSIAL DALAM MASYARAKAT SUKU SUNDA
Kebudayaan
Sunda termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa di Indonesia
yang berusia tua. Bahkan, dibandingkan dengan kebudayaan Jawa sekalipun,
kebudayaanSunda sebenarnya termasuk kebudayaan yang berusia relatif
lebih tua, setidaknya dalamhal pengenalan terhadap budaya tulis.
"Kegemilangan" kebudayaan Sunda di masa lalu,khususnya semasa Kerajaan
Tarumanegara dan Kerajaan Sunda, dalam perkembangannyakemudian
seringkali dijadikan acuan dalam memetakan apa yang dinamakan
kebudayaanSunda. Dalam perkembangannya kebudayaan Sunda kini seperti
sedang kehilanganruhnya kemampuan beradaptasi, kemampuan mobilitas,
kemampuan tumbuh dan berkembang, serta kemampuan regenerasi. Kemampuan
beradaptasi kebudayaan Sunda,terutama dalam merespons berbagai tantangan
yang muncul, baik dari dalam maupun dariluar, dapat dikatakan
memperlihatkan tampilan yang kurang begitu menggembirakan.Bahkan,
kebudayaan Sunda seperti tidak memiliki daya hidup manakala
berhadapandengan tantangan dari luar. Akibatnya, tidaklah mengherankan bila semakin lamasemakin
banyak unsur kebudayaan Sunda yang tergilas oleh kebudayaan asing.
Sebagaicontoh paling jelas, bahasa Sunda yang merupakan bahasa komunitas
orang Sundatampak semakin jarang digunakan oleh pemiliknya sendiri,
khususnya para generasimuda Sunda. Lebih memprihatinkan lagi,
menggunakan bahasa Sunda dalam komunikasisehari-hari terkadang
diidentikkan dengan "keterbelakangan", untuk tidak mengatakan primitif. Akibatnya, timbul rasa gengsi pada orang Sunda untuk menggunakan bahasaSunda
dalam pergaulannya sehari-hari. Bahkan, rasa "gengsi" ini terkadang
ditemukan pula pada mereka yang sebenarnya merupakan pakar di bidang
bahasa Sunda, termasuk untuk sekadar mengakui bahwa dirinya adalah pakar
atau berlatar belakang keahlian di bidang bahasa Sunda.
Adanya
kondisi yang menunjukkan lemahnya daya hidup dan mutu hidupkebudayaan
Sunda disebabkan karena ketidakjelasan strategi dalam
mengembangkankebudayaan Sunda serta lemahnya tradisi, baca, tulis , dan
lisan (baca, berbeda pendapat)di kalangan komunitas Sunda.
Ketidakjelasan strategi kebudayaan yang benar dan tahanuji dalam
mengembangkan kebudayaan Sunda tampak dari tidak adanya
"pegangan bersama" yang lahir dari suatu proses yang mengedepankan
prinsip-prinsip keadilantentang upaya melestarikan dan mengembangkan
secara lebih berkualitas kebudayaanSunda. Apalagi jika kita menengok
sekarang ini kebudayaan Sunda dihadapkan pada pengaruh budaya luar. Jika
kita tidak pandai- pandai dalam memanajemen masuknya budaya luar maka
kebudayaan Sunda ini lama kelamaan akan luntur bersama waktu.
Berbagai
unsur kebudayaan Sunda yang sebenarnya sangat potensial
untuk dikembangkan, bahkan untuk dijadikan model kebudayaan nasional dan
kebudayaandunia tampak tidak mendapat sentuhan yang memadai. Ambillah
contoh, berbagaimakanan tradisional yang dimiliki orang Sunda, mulai
dari bajigur, bandrek, surabi,colenak, wajit, borondong, kolontong,
ranginang, opak, hingga ubi cilembu, apakah adastrategi besar dari
pemerintah untuk mengemasnya dengan lebih bertanggung jawab agar bisa
diterima komunitas yang lebih luas.Lemahnya budaya baca, tulis, dan
lisan ditengarai juga menjadi penyebab lemahnyadaya hidup dan mutu hidup
kebudayaan Sunda.
Lemahnya
budaya baca telahmenyebabkan lemahnya budaya tulis. Lemahnya budaya
tulis pada komunitas Sundasecara tidak langsung merupakan representasi
pula dari lemahnya budaya tulis dari bangsa Indonesia. Fakta paling
menonjol dari semua ini adalah minimnya karya-karyatulis tentang
kebudayaan Sunda ataupun karya tulis yang ditulis oleh orang Sunda
SISTEM INTERAKSI DALAM SUKU SUNDA
Jalinan
hubungan antara individu- individu dalam masyarakat suku Sunda
dalamkehidupan sehari- hari berjalan relatif positif. Apalagi masyarakat
Sunda mempunyai sifatsomeah hade ka semah. Ini terbukti banyak
pendatang tamu tidak pernah surut berada keTatar Sunda ini, termasuk
yang enggan kembali ke tanah airnya. Lebih jauh lagi, banyak sekali
sektor kegiatan strategis yang didominasi kaum pendatang. Ini juga
sebuah fakta yang menunjukkan bahwa orang Sunda mempunyai sifat ramah
dan baik hati kepadakaum pendatang dan tamu.
Diakui
pula oleh etnik lainnya di negeri ini bahwa sebagian besar masyarakat
Sundamemang telah menjalin hubungan yang harmonis dan bermakna dengan
kaum pendatangdan mukimin. Hal ini ditandai oleh hubungan mendalam penuh
empati dan persahabatanTidaklah mengherankan bahwa persahabatan, saling
pengertian, dan bahkan persaudaraankerap terjadi dalam kehidupan
sehari-hari antara warga Sunda dan kaum pendatang. Hubungan urang Sunda
dengan kaum pendatang dari berbagai etnik dalam konteks
apa pun-keseharian, pendidikan, bisnis, politik, dan
sebagainya-dilakukan melaluikomunikasi yang efektif. Akan tetapi tidak
dapat dipungkiri bahwa kesalahpahaman dan konflik antarbudaya antara
masyarakat Sunda dan kaum pendatang kerap terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Yang menjadi penyebab utamanya adalah komunikasi dari
posisi-posisi
yang terpolarisasikan, yakni ketidakmampuan untuk memercayai atau
secara seriusmenganggap pandangan sendiri salah dan pendapat orang lain
benar.
Perkenalan
pribadi, pembicaraan dari hati ke hati, gaya dan ragam bahasa
(termasuk logat bicara), cara bicara (paralinguistik), bahasa tubuh,
ekspresi wajah, cara menyapa,cara duduk, dan aktivitas-aktivitas lain
yang dilakukan akan turut memengaruhi berhasiltidaknya komunikasi
antarbudaya dengan orang Sunda. Pada akhirnya, di balik kearifan,sifat
ramah, dan baik hati orang Sunda, sebenarnya masih sangat kental
sehingga halinimenjadi penunjang di dalamterjalinnya system interaksi
yang berjalan harmonis.
STRATIFIKASI SUKU SUNDA
Masyarakat
Jawa Barat, yaitu masyarakat Sunda, mempunyai ikatan keluarga
yangsangat erat. Nilai individu sangat tergantung pada penilaian
masyarakat. Dengandemikian, dalam pengambilan keputusan, seperti
terhadap perkawinan, pekerjaan, dll.,seseorang tidak dapat lepas dari
keputusan yang ditentukan oleh kaum keluarganya.Dalam masyarakat yang
lebih luas, misalnya dalam suatu desa, kehidupan masyarakatnyasangat
banyak dikontrol oleh pamong desa. Pak Lurah dalam suatu desa merupakan
“topleader” yang mengelola pemerintahan setempat, berikut
perkara-perkara adat dankeagamaan. Selain pamong desa ini, masih ada
golongan lain yang dapat dikatakansebagai kelompok elite, yaitu
tokoh-tokoh agama. Mereka ini turut selalu di dalam proses pengambilan
keputusan-keputusan bagi kepentingan kehidupan dan perkembangan desayang
bersangkutan. Paul Hiebert dan Eugene Nida, menggambarkan struktur
masyarakatyang demikian sebagai masyarakat suku atau agraris.
MASYARAKAT UMUM
Perbedaan
status di antara kelompok elite dengan masyarakat umum dapat
terjadi berdasarkan status kedudukan, pendidikan, ekonomi, prestige
sosial dan kuasa. RobertWessing, yang telah meneliti masyarakat Jawa Barat mengatakan bahwa ada kelompok “in
group” dan “out group” dalam struktur masyarakat. Kaum memandang
sesamanyasebagai “in group” sedang di luar status mereka dipandang
sebagai “out group.
W.M.F. Hofsteede, dalam disertasinya Decision–making Process in Four West JavaVillages
(1971) juga menyimpulkan bahwa ada stratifikasi masyarakat ke
dalamkelompok elite dan massa. Elite setempat terdiri dari lurah,
pegawai-pegawai daerah dan pusat, guru, tokoh-tokoh politik, agama dan
petani-petani kaya. Selanjutnya, petanimenengah, buruh tani, serta
pedagang kecil termasuk pada kelompok massa. Informalleaders, yaitu
mereka yang tidak mempunyai jabatan resmi di desanya sangat berpengaruh
di desa tersebut, dan diakui sebagai pemimpin kelompok khusus
atauseluruh desa.
Hubungan
seseorang dengan orang lain dalam lingkungan kerabat atau keluargadalam
masyarakat Sunda menempati kedudukan yang sangat penting. Hal itu
bukanhanya tercermin dari adanya istilah atau sebutan bagi setiap
tingkat hubungan itu yanglangsung dan vertikal (bao, buyut, aki, bapa,
anak, incu) maupun yang tidak langsung danhorisontal (dulur, dulur
misan, besan), melainkan juga berdampak kepada masalahketertiban dan
kerukunan sosial. Bapa/indung, aki/nini, buyut, bao menempati
kedudukanlebih tinggi dalam struktur hubungan kekerabatan (pancakaki)
daripada anak, incu, alo,suan. Begitu pula lanceuk (kakak) lebih tinggi
dari adi (adik), ua lebih tinggi dari paman/bibi. Soalnya, hubungan
kekerabatan seseorang dengan orang lain akanmenentukan kedudukan
seseorang dalam struktur kekerabatan keluarga besarnya,menentukan bentuk
hormat menghormati, harga menghargai, kerjasama, dan salingmenolong di
antara sesamanya, serta menentukan kemungkinan
terjadi-tidaknya pernikahan di antara anggota-anggotanya guna membentuk
keluarga inti baru.
Pancakaki
dapat pula digunakan sebagai media pendekatan oleh seseorang
untuk mengatasi kesulitan yang sedang dihadapinya. Dalam hubungan ini
yang lebih tinggiderajat pancakaki-nya hendaknya dihormati oleh yang
lebih rendah, melebihi dari yangsama dan lebih rendah derajat
pancakaki-nya.
RUMAH ADAT
Secara
tradisional rumah orang Sunda berbentuk panggung dengan ketinggian 0,5 m
- 0,8 m atau 1 meter di atas permukaan tanah. Pada rumah-rumah yang
sudah tua usianya, tinggi kolong ada yang mencapai 1,8 meter. Kolong ini
sendiri umumnya digunakan untuk tempat mengikat binatang-binatang
peliharaan seperti sapi, kuda, atau untuk menyimpan alat-alat pertanian
seperti cangkul, bajak, garu dan sebagainya. Untuk naik ke rumah
disediakan tangga yang disebut Golodog yang terbuat dari kayu atau
bambu, yang biasanya terdiri tidak lebih dari tiga anak tangga. Golodog
berfungsi juga untuk membersihkan kaki sebelum naik ke dalam rumah.
Rumah
adat Sunda sebenarnya memiliki nama yang berbeda-beda bergantung pada
bentuk atap dan pintu rumahnya. Secara tradisional ada atap yang bernama
suhunan Jolopong, Tagong Anjing, Badak Heuay, Perahu Kemureb, Jubleg
Nangkub, Capit Gunting, dan Buka Pongpok. Dari kesemuanya itu, Jolopong
adalah bentuk yang paling sederhana dan banyak dijumpai di daerah-daerah
cagar budaya atau di desa-desa.
Jolopong
memiliki dua bidang atap yang dipisahkan oleh jalur suhunan di tengah
bangunan rumah. Batang suhunan sama panjangnya dan sejajar dengan kedua
sisi bawah bidang atap yang sebelah menyebelah, sedangkan lainnya lebih
pendek dibanding dengan suhunan dan memotong tegak lurus di kedua ujung
suhunan itu.
Interior
yang dimiliki Jolopong pun sangat efisien. Ruang Jolopong terdiri atas
ruang depan yang disebut emper atau tepas; ruangan tengah disebut tengah
imah atau patengahan; ruangan samping disebut pangkeng (kamar); dan
ruangan belakang yang terdiri atas dapur yang disebut pawon dan tempat
menyimpan beras yang disebut padaringan. Ruangan yang disebut emper
berfungsi untuk menerima tamu. Dulu, ruangan ini dibiarkan kosong tanpa
perkakas atau perabot rumah tangga seperti meja, kursi, ataupun
bale-bale tempat duduk. Jika tamu datang barulah yang empunya rumah
menggelarkan tikar untuk duduk tamu. Seiring waktu, kini sudah
disediakan meja dan kursi bahkan peralatan lainnya. Ruang balandongan
berfungsi untuk menambah kesejukan bagi penghuni rumah. Untuk ruang
tidur, digunakan Pangkeng. Ruangan sejenis pangkeng ialah jobong atau
gudang yang digunakan untuk menyimpan barang atau alat-alat rumah
tangga. Ruangan tengah digunakan sebagai tempat berkumpulnya keluarga
dan sering digunakan untuk melaksanakan upacara atau selamatan dan ruang
belakang (dapur) digunakan untuk memasak.
Ditilik
dari segi filosofis, rumah tradisional milik masyarakat Jawa Barat ini
memiliki pemahaman yang sangat mengagumkan. Secara umum, nama suhunan
rumah adat orang Sunda ditujukan untuk menghormati alam sekelilingnya.
Hampir di setiap bangunan rumah adat Sunda sangat jarang ditemukan paku
besi maupun alat bangunan modern lainnya. Untuk penguat antar tiang
digunakan paseuk (dari bambu) atau tali dari ijuk ataupun sabut kelap`,
sedangkan bagian atap sebagai penutup rumah menggunakan ijuk, daun
kelapa, atau daun rumia, karena rumah adat Sunda sangat jarang
menggunakan genting. Hal menarik lainnya adalah mengenai material yang
digunakan oleh rumah itu sendiri. Pemakaian material bilik yang tipis
dan lantai panggung dari papan kayu atau palupuh tentu tidak mungkin
dipakai untuk tempat perlindungan di komunitas dengan peradaban barbar.
Rumah untuk komunitas orang Sunda bukan sebagai benteng perlindungan
dari musuh manusia, tapi semata dari alam berupa hujan, angin, terik
matahari dan binatang.
2 komentar:
Titanium teeth | Titanium-arts
Use babylisspro nano titanium our titanium razor recommended TITanium titanium trim as seen on tv teeth to add new and old teeth. This new tooth is titanium bikes for sale not for new or seasoned teeth! smith titanium Titanium-arts is a flexible and versatile
hop over to these guys male sex doll,dildo,dildos,sex toys,realistic dildo,cheap sex dolls,sex toys,horse dildo,male sex dolls why not try here
Posting Komentar