Kamis, 22 Maret 2012

SUKU SUNDA

SUKU SUNDA

         Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa,Indonesia, dari Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa hingga sekitar Brebes (mencakupwilayah administrasi propinsi Jawa Barat, Banten, sebagian DKI Jakarta, dan sebagianJawa Tengah. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak diIndonesia. Kerana letaknya yang berdekatan dengan ibu kota negara maka hampir seluruh suku bangsa yang ada di Indonesia terdapat di provinsi ini. 65% penduduk Jawa Baratadalah Suku Sunda yang merupakan penduduk asli provinsi ini. Suku lainnya adalahSuku Jawa yang banyak dijumpai di daerah bagian utara Jawa Barat, Suku Betawi banyak mendiami daerah bagian barat yang bersempadan dengan Jakarta. Suku Minang dan SukuBatak banyak mendiami Kota-kota besar di Jawa Barat, seperti Bandung, Cimahi, Bogor,Bekasi, dan Depok. Sementara itu Orang Tionghoa banyak dijumpai hampir di seluruhdaerah Jawa Barat.

KEBUDAYAAN SUKU SUNDA
Kebudayaan Sunda merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu dilestarikan. Kebudayaan-kebudayaan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :
SISTEM KEKERABATAN
Sistem keluarga dalam suku Sunda bersifat bilateral, garis keturunan ditarik dari pihak bapak dan ibu. Dalam keluarga Sunda, bapak yang bertindak sebagai kepala keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama Islam yang sangat mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi kehidupan suku Sunda.Dalam suku Sunda dikenal adanya pancakaki yaitu sebagai istilah-istilah untuk menunjukkan hubungan kekerabatan. Dicontohkannya, pertama, saudara yang berhubungan langsung, ke bawah, dan vertikal. Yaitu anak, incu (cucu), buyut (piut), bao, canggahwareng atau janggawareng, udeg-udeg, kaitsiwur atau gantungsiwur. Kedua, saudara yang berhubungan tidak langsung dan horizontal seperti anak paman, bibi, atau uwak, anak saudara kakek atau nenek, anak saudara piut. Ketiga, saudara yang berhubungan tidak langsung dan langsung serta vertikal seperti keponakan anak kakak, keponakan anak adik, dan seterusnya. Dalam bahasa Sunda dikenal pula kosa kata sajarah dan sarsilah (salsilah, silsilah) yang maknanya kurang lebih sama dengan kosa kata sejarah dan silsilah dalam bahasa Indonesia. Makna sajarah adalah susun galur/garis keturunan.
SISTEM KEPERCAYAAN
Hampir semua orang Sunda beragama Islam. Hanya sebagian kecil yang tidak  beragama Islam, diantaranya orang-orang Baduy yang tinggal di Banten Tetapi juga adayang beragama Katolik, Kristen, Hindu, Budha.Selatan. Praktek-praktek sinkretisme danmistik masih dilakukan. Pada dasarnya seluruh kehidupan orang Sunda ditujukan untuk memelihara keseimbangan alam semesta.
Keseimbangan magis dipertahankan dengan upacara-upacara adat, sedangkankeseimbangan sosial dipertahankan dengan kegiatan saling memberi (gotong royong).Hal yang menarik dalam kepercayaan Sunda, adalah lakon pantun Lutung Kasarung,salah satu tokoh budaya mereka, yang percaya adanya Allah yang Tunggal (GuriangTunggal) yang menitiskan sebagian kecil diriNya ke dalam dunia untuk memeliharakehidupan manusia (titisan Allah ini disebut Dewata). Ini mungkin bisa menjadi jembatanuntuk mengkomunikasikan Kabar Baik kepada mereka.
MATA PENCAHARIAN
Suku Sunda umumnya hidup bercocok tanam. Kebanyakan tidak suka merantau atauhidup berpisah dengan orang-orang sekerabatnya. Kebutuhan orang Sunda terutamaadalah hal meningkatkan taraf hidup. Menurut data dari Bappenas (kliping Desember 1993) di Jawa Barat terdapat 75% desa miskin. Secara umum kemiskinan di Jawa Baratdisebabkan oleh kelangkaan sumber daya manusia. Maka yang dibutuhkan adalah pengembangan sumber daya manusia yang berupa pendidikan, pembinaan, dll.
Selain bertani, masyarakat Sunda seringkali memilih untuk menjadi pengusaha dan pedagang sebagai mata pencariannya, meskipun kebanyakan berupa wirausaha kecil-kecilan yang sederhana, seperti menjadi penjaja makanan kelhling, membuka warung atau rumah makan, membuka toko barang kelontong dan kebutuhan sehari-hari, atau membuka usaha cukur rambut, di daerah perkotaan ada pula yang membuka usaha percetakan, distro, cafe, rental mobil dan jual beli kendaraan bekas. Profesi pedagang keliling banyak pula dilakoni oleh masyarakat Sunda, terutama asal Tasikmalaya dan Garut. Profesi lainnya yang banyak dilakoni oleh orang Sunda adalah sebagai pegawai negeri, penyanyi, seniman, dokter, diplomat dan pengusaha.
KESENIAN
KIRAB HELARAN
Kirap helaran atau yang disebut sisingaan adalah suatu jenis kesenian tradisional atauseni pertunjukan rakyat yang dilakukan dengan arak-arakan dalam bentuk helaran.Pertunjukannya biasa ditampilkan pada acara khitanan atau acara-acara khusus seperti ;menyambut tamu, hiburan peresmian, kegiatan HUT Kemerdekaan RI dan kegiatan hari-hari besar lainnya. Seperti yang diikuti ratusan orang dari perwakilan seluruh kelurahandi Cimahi, yang berupa arak-arakan yang pernah digelar pada saat Hari Jadi ke-6 KotaCimahi. Kirap ini yang bertolak dari Alun-alun Kota Cimahi menuju kawasan perkantoran Pemkot Cimahi, Jln. Rd. Demang Hardjakusumah itu, diikuti olehkelompok-kelompok masyarakat yang menyajikan seni budaya Sunda, seperti sisingaan,gotong gagak, kendang rampak, calung, engrang, reog, barongsai, dan klub motor.
KARYA SASTRA
Di bawah ini disajikan daftar karya sastra dalam bahasa Jawa yang berasal dari daerahkebudayaan Sunda. Daftar ini tidak lengkap, apabila para pembaca mengenal karya sastralainnya dalam bahasa Jawa namun berasal dari daerah Sunda,
·         Babad Cerbon
·         Cariosan Prabu Siliwangi
·         Carita Ratu Galuh
·         Carita Purwaka Caruban Nagari
·         Carita Waruga Guru
·         Kitab Waruga Jagat
·         Layang Syekh Gawaran
·         Pustaka Raja Purwa
·         Sajarah Banten
·         Suluk Wuyung Aya
·         Wahosan Tumpawarang
·         Wawacan Angling Darma
·         Wawacan Syekh Baginda Mardan
·         Kitab Pramayoga/jipta Sara
PENCAK SIALAT CIKALONG
Pencak silat Cikalong tumbuh dikenal dan menyebar, penduduk tempatan menyebutnya"Maempo Cikalong". Khususnya di Jawa Barat dan diseluruh Nusantara pada umumnya,hampir seluruh perguruan pencak silat melengkapi teknik perguruannya dengan aliran ini.Daerah Cianjur sudah sejak dahulu terkenal sebagai daerah pengembangan kebudayaanSunda seperti; musik kecapi suling Cianjuran, klompen cianjuran, pakaian modaCianjuran yang sampai kini dipergunakan dll.
SENI TARI
TARI JAIPONGAN
Tanah Sunda (Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik,Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini. Jaipongan atauTari Jaipong sebetulnya merupakan tarian yang sudah moderen karena merupakanmodifikasi atau pengembangan dari tari tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu.TariJaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula, yaitu Degung. Musik inimerupakan kumpulan beragam alat musik seperti Kendang, Go'ong, Saron, Kacapi, dsb.Degung bisa diibaratkan 'Orkestra' dalam musik Eropa/Amerika. Ciri khas dari TariJaipong ini adalah musiknya yang menghentak, dimana alat musik kendang terdengar  paling menonjol selama mengiringi tarian. Tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang, berpasangan atau berkelompok. Sebagai tarian yang menarik, Jaipong sering dipentaskan pada acara-acara hiburan, selamatan atau pesta pernikahan.
TARI MERAK
TARI TOPENG
SENI MUSIK DAN SUARA
Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya. Dalam memainkanDegung biasanya ada seorang penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nadadan alunan yang khas. Penyanyi ini biasanya seorang wanita yang dinamakan Sinden.Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang dibawakan Sinden karena nadadan ritme-nya cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari.Dibawah ini salah salah satumusik/lagu daerah Sunda :
Bubuy Bulan
Es Lilin
Manuk Dadali
Tokecang
Warung Pojok 
WAYAN  GOLEK 
Jepang boleh terkenal dengan 'Boneka Jepangnya', maka tanah Sunda terkenal dengankesenian Wayang Golek-nya. Wayang Golek adalah pementasan sandiwara boneka yangterbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap pengisi suara yangdisebut Dalang. Seorang Dalang memiliki keahlian dalam menirukan berbagai suaramanusia. Seperti halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musik Degunglengkap dengan Sindennya. Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan, pesta pernikahan atau acara lainnya. Waktu pementasannya pun unik, yaitu pada malamhari (biasanya semalam suntuk) dimulai sekitar pukul 20.00 - 21.00 hingga pukul 04.00 pagi. Cerita yang dibawakan berkisar pada pergulatan antara kebaikan dan kejahatan(tokoh baik melawan tokoh jahat). Ceritanya banyak diilhami oleh budaya Hindu dariIndia, seperti Ramayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam cerita mengambilnama-nama dari tanah India.Dalam Wayang Golek, ada 'tokoh' yang sangat dinantikan pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan, seperti Dawala dan Cepot.Tokoh-tokoh ini digemari karena mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan peran lucu (seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton. SeorangDalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut dengan variasi yang sangat menarik.
ALAT  MUSIK 
Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe dari angklung. Berbedadengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalahdengan mepukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusunmenurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk  pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yangdibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih). Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus yangditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannyaangklung masih sebatas kepentingan kesenian local atau tradisional
KETUK TILU
Ketuk Tilu adalah suatu tarian pergaulan dan sekaligus hiburan yang biasanyadiselenggarakan pada acara pesta perkawinan, acara hiburan penutup kegiatan ataudiselenggrakan secara khusus di suatu tempat yang cukup luas. Pemunculan tari ini dimasyarakat tidak ada kaitannya dengan adat tertentu atau upacara sakral tertentu tapimurni sebagai pertunjukan hiburan dan pergaulan. Oleh karena itu tari ketuk tilu ini banyak disukai masyarakat terutama di pedesaan yang jarang kegiatan hiburan.
SENI BANGRENG
Seni Bangreng adalah pengembangan dari seni "Terbang" dan "Ronggeng". Seni terbangitu sendiri merupakan kesenian yang menggunakan "Terbang", yaitu semacam rebanatetapi besarnya tiga kali dari alat rebana. Dimainkan oleh lima pemain dan dua orang penabu gendang besar dan kecil.
RENGKONG
Rengkong adalah salah satu kesenian tradisional yang diwariskan oleh leluhur masyarakat Sunda. Muncul sekitar tahun 1964 di daerah Kabupaten Cianjur dan orangyang pertama kali memunculkan dan mempopulerkannya adalah H. Sopjan. Bentuk kesenian ini sudah diambil dari tata cara masyarakat sunda dahulu ketika menanam padisampai dengan menuainya
KUDA RENGGONG
Kuda Renggong atau Kuda Depok ialah salah satu jenis kesenian helaran yang terdapat diKabupaten Sumedang, Majalengka dan Karawang. Cara penyajiannya yaitu, seekor kudaatau lebih di hias warna-warni, budak sunat dinaikkan ke atas punggung kuda tersebut,Budak sunat tersebut dihias seperti seorang Raja atau Satria, bisa pula meniru pakaian para Dalem Baheula, memakai Bendo, takwa dan pakai kain serta selop.
KECAPI SULING
Kacapi Suling adalah salah satu jenis kesenian Sunda yang memadukan suara alunanSuling dengan Kacapi (kecapi), iramanya sangat merdu yang biasanya diiringi olehmamaos (tembang) Sunda yang memerlukan cengkok/ alunan tingkat tinggi khas Sunda.Kacapi Suling berkembang pesat di daerah Cianjur dan kemudian menyebar kepenjuruParahiangan Jawa Barat dan seluruh dunia.
SISTEM KEKERABATAN
Sistem keluarga dalam suku Sunda bersifat parental, garis keturunan ditarik dari pihak ayah dan ibu bersama. Dalam keluarga Sunda, ayah yang bertindak sebagai kepalakeluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama Islam yang sangatmempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi kehidupan suku Sunda.Dalam sukuSunda dikenal adanya pancakaki yaitu sebagai istilah-istilah untuk menunjukkanhubungan kekerabatan. Dicontohkannya, pertama, saudara yang berhubungan langsung,ke bawah, dan vertikal. Yaitu anak, incu (cucu), buyut (piut), bao, canggahwareng atau janggawareng, udeg-udeg, kaitsiwur atau gantungsiwur. Kedua, saudara yang berhubungan tidak langsung dan horizontal seperti anak paman, bibi, atau uwak, anak saudara kakek atau nenek, anak saudara piut. Ketiga, saudara yang berhubungan tidak langsung dan langsung serta vertikal seperti keponakan anak kakak, keponakan anak adik, dan seterusnya. Dalam bahasa Sunda dikenal pula kosa kata sajarah dan sarsilah(salsilah, silsilah) yang maknanya kurang lebih sama dengan kosa kata sejarah dansilsilah dalam bahasa Indonesia. Makna sajarah adalah susun galur/garis keturunan.
BAHASA
Bahasa yang digunakan oleh suku ini adalah bahasa Sunda. Bahasa Sunda adalah bahasayang diciptakan dan digunakan sebagai alat komunikasi oleh Suku Sunda, dan sebagaialat pengembang serta pendukung kebudayaan Sunda itu sendiri. Selain itu bahasa Sundamerupakan bagian dari budaya yang memberi karakter yang khas sebagai identitas SukuSunda yang merupakan salah satu Suku dari beberapa Suku yang ada di Indondsia.
Dalam percakapan sehari-hari, etnis Sunda banyak menggunakan bahasa Sunda. Namun kini telah banyak masyarakat Sunda terutama yang tinggal di perkotaan tidak lagi menggunakan bahasa tersebut dalam bertutur kata. Seperti yang terjadi di pusat-pusat keramaian kota Bandung dan Bogor, dimana banyak masyarakat yang tidak lagi menggunakan bahasa Sunda.
Ada beberapa dialek dalam bahasa Sunda, antara lain dialek Sunda-Banten, dialek Sunda-Bogor, dialek Sunda-Priangan, dialek Sunda-Jawa, dan beberapa dialek lainnya yang telah bercampur baur dengan bahasa Jawa dan bahasa Melayu. Karena pengaruh budaya Jawa pada masa kekuasaan Kerajaan Mataram Islam, bahasa Sunda - terutama dialek Sunda Priangan - mengenal beberapa tingkatan berbahasa, mulai dari bahasa halus, bahasa loma/lancaran, hingga bahasa kasar. Namun di wilayah-wilayah pedesaan dan mayoritas daerah Banten, bahasa Sunda loma tetap dominan.
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Masalah pendidikan dan teknologi di dalam masyarakat suku Sunda sudah bisadibilang berkembang baik.Ini terlihat dari peran dari pemerintah Jawa Barat. PemerintahJawa Barat memiliki tugas dalam memberikan pelayanan pembangunan pendidikan bagiwarganya, sebagai hak warga yang harus dipenuhi dalam pelayanan pemerintahan. VisiPemerintah Jawa Barat, yakni "Dengan Iman dan Takwa Jawa Barat sebagai ProvinsiTermaju di Indonesia dan Mitra Terdepan Ibukota Negara Tahun 2010" merupakankehendak, harapan, komitmen yang menjadi arah kolektif pemerintah bersama seluruhwarga Jawa Barat dalam mencapai tujuan pembangunannya.
Pembangunan pendidikan merupakan salah satu bagian yang sangat vital danfundamental untuk mendukung upaya-upaya pembangunan Jawa Barat di bidang lainnya.Pembangunan pendidikan merupakan dasar bagi pembangunan lainnya, mengingat secarahakiki upaya pembangunan pendidikan adalah membangun potensi manusia yang kelak akan menjadi pelaku pembangunan.
Dalam setiap upaya pembangunan, maka penting untuk senantiasa mempertimbangkankarakteristik dan potensi setempat. Dalam konteks ini, masyarakat Jawa Barat yangmayoritas suku Sunda memiliki potensi, budaya dan karakteristik tersendiri. Secarasosiologis-antropologis, falsafah kehidupan masyarakat Jawa Barat yang telah diakuimemiliki makna mendalam adalah cageur, bageur, bener, pinter, tur singer. Dalam kaitanini, filosofi tersebut harus dijadikan pedoman dalam mengimplementasikan setiaprencana pembangunan, termasuk di bidang pendidikan. Cageur mengandung makna sehat jasmani dan rohani. Bageur berperilaku baik, sopan santun, ramah, bertata krama. Bener yaitu jujur, amanah, penyayang dan takwa. Pinter, memiliki ilmu pengetahuan. Singer artinya kreatif dan inovatif.Sebagai sebuah upaya mewujudkan pembangunan pendidikan berfalsafahkan cageur, bageur, bener, pinter, tur singer tersebut, ditempuh pendekatansocial cultural heritage approach. Melalui pendekatan ini diharapkan akan lahir peranaktif masyarakat dalam menyukseskan program pembangunan pendidikan yangdigulirkan pemerintah.
ADAT  ISTIADAT
UPACARA ADAT PERKAWINAN SUKU SUNDA
Adat Sunda merupakan salah satu pilihan calon mempelai yang ingin merayakan pesta pernikahannya. Khususnya mempelai yang berasal dari Sunda. Adapun rangkaianacaranya dapat dilihat berikut ini.
Nendeun Omong, yaitu pembicaraan orang tua atau utusan pihak pria yang berminatmempersunting seorang gadis.
Lamaran. Dilaksanakan orang tua calon pengantin beserta keluarga dekat. Disertaiseseorang berusia lanjut sebagai pemimpin upacara. Bawa lamareun atau sirih pinangkomplit, uang, seperangkat pakaian wanita sebagai pameungkeut (pengikat). Cincin tidak mutlak harus dibawa. Jika dibawa, bisanya berupa cincing meneng, melambangkankemantapan dan keabadian.
Tunangan. Dilakukan ‘patuker beubeur tameuh’, yaitu penyerahan ikat pinggang warna pelangi atau polos kepada si gadis.
Seserahan (3 - 7 hari sebelum pernikahan). Calon pengantin pria membawa uang, pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan, dan lain-lain. 
Ngeuyeuk seureuh (opsional, Jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan, maka seserahandilaksanakan sesaat sebelum akad nikah.)
Dipimpin pengeuyeuk.
Pengeuyek mewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu kepadakedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yangdisediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.
Diiringi lagu kidung oleh pangeuyeuk Disawer beras, agar hidup sejahtera. dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih sayang dan giat bekerja. Membuka kain putih penutup pengeuyeuk. Melambangkan rumah tangga yang akandibina masih bersih dan belum ternoda.Membelah mayang jambe dan buah pinang (oleh calon pengantin pria). Bermakna agar keduanya saling mengasihi dan dapat menyesuaikan diri. Menumbukkan alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali (oleh calon pengantin pria).Membuat lungkun. Dua lembar sirih bertangkai saling dihadapkan. Digulung menjadisatu memanjang. Diikat dengan benang kanteh. Diikuti kedua orang tua dan para tamuyang hadir. Maknanya, agar kelak rejeki yang diperoleh bila berlebihan dapat dibagikankepada saudara dan handai taulan.Berebut uang di bawah tikar sambil disawer. Melambangkan berlomba mencari rejeki dandisayang keluarga.
Upacara Prosesi PernikahanPenjemputan calon pengantin pria, oleh utusan dari pihak wanita Ngabageakeun, ibu calon pengantin wanita menyambut dengan pengalungan bungamelati kepada calon pengantin pria, kemudian diapit oleh kedua orang tua calon pengantin wanita untuk masuk menuju pelaminan.
Akad nikah, petugas KUA, para saksi, pengantin pria sudah berada di tempat nikah.Kedua orang tua menjemput pengantin wanita dari kamar, lalu didudukkan di sebelah kiri pengantin pria dan dikerudungi dengan tiung panjang, yang berarti penyatuan dua insanyang masih murni. Kerudung baru dibuka saat kedua mempelai akan menandatanganisurat nikah.
Sungkeman,
Wejangan, oleh ayah pengantin wanita atau keluarganya.
Saweran, kedua pengantin didudukkan di kursi. Sambil penyaweran, pantun sawer dinyanyikan. Pantun berisi petuah utusan orang tua pengantin wanita. Kedua pengantindipayungi payung besar diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung.
Meuleum harupat, pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat disiram pengantin wanita dengan kendi air. Lantas harupat dipatahkan pengantin pria. 
Nincak endog, pengantin pria menginjak telur dan elekan sampai pecah. Lantas kakinyadicuci dengan air bunga dan dilap pengantin wanita.
Buka pintu. Diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintudibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan.
MASALAH SOSIAL DALAM MASYARAKAT SUKU SUNDA
Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa di Indonesia yang berusia tua. Bahkan, dibandingkan dengan kebudayaan Jawa sekalipun, kebudayaanSunda sebenarnya termasuk kebudayaan yang berusia relatif lebih tua, setidaknya dalamhal pengenalan terhadap budaya tulis. "Kegemilangan" kebudayaan Sunda di masa lalu,khususnya semasa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda, dalam perkembangannyakemudian seringkali dijadikan acuan dalam memetakan apa yang dinamakan kebudayaanSunda. Dalam perkembangannya kebudayaan Sunda kini seperti sedang kehilanganruhnya kemampuan beradaptasi, kemampuan mobilitas, kemampuan tumbuh dan berkembang, serta kemampuan regenerasi. Kemampuan beradaptasi kebudayaan Sunda,terutama dalam merespons berbagai tantangan yang muncul, baik dari dalam maupun dariluar, dapat dikatakan memperlihatkan tampilan yang kurang begitu menggembirakan.Bahkan, kebudayaan Sunda seperti tidak memiliki daya hidup manakala berhadapandengan tantangan dari luar. Akibatnya, tidaklah mengherankan bila semakin lamasemakin banyak unsur kebudayaan Sunda yang tergilas oleh kebudayaan asing. Sebagaicontoh paling jelas, bahasa Sunda yang merupakan bahasa komunitas orang Sundatampak semakin jarang digunakan oleh pemiliknya sendiri, khususnya para generasimuda Sunda. Lebih memprihatinkan lagi, menggunakan bahasa Sunda dalam komunikasisehari-hari terkadang diidentikkan dengan "keterbelakangan", untuk tidak mengatakan primitif. Akibatnya, timbul rasa gengsi pada orang Sunda untuk menggunakan bahasaSunda dalam pergaulannya sehari-hari. Bahkan, rasa "gengsi" ini terkadang ditemukan pula pada mereka yang sebenarnya merupakan pakar di bidang bahasa Sunda, termasuk untuk sekadar mengakui bahwa dirinya adalah pakar atau berlatar belakang keahlian di bidang bahasa Sunda.
Adanya kondisi yang menunjukkan lemahnya daya hidup dan mutu hidupkebudayaan Sunda disebabkan karena ketidakjelasan strategi dalam mengembangkankebudayaan Sunda serta lemahnya tradisi, baca, tulis , dan lisan (baca, berbeda pendapat)di kalangan komunitas Sunda. Ketidakjelasan strategi kebudayaan yang benar dan tahanuji dalam mengembangkan kebudayaan Sunda tampak dari tidak adanya "pegangan bersama" yang lahir dari suatu proses yang mengedepankan prinsip-prinsip keadilantentang upaya melestarikan dan mengembangkan secara lebih berkualitas kebudayaanSunda. Apalagi jika kita menengok sekarang ini kebudayaan Sunda dihadapkan pada pengaruh budaya luar. Jika kita tidak pandai- pandai dalam memanajemen masuknya budaya luar maka kebudayaan Sunda ini lama kelamaan akan luntur bersama waktu.
Berbagai unsur kebudayaan Sunda yang sebenarnya sangat potensial untuk dikembangkan, bahkan untuk dijadikan model kebudayaan nasional dan kebudayaandunia tampak tidak mendapat sentuhan yang memadai. Ambillah contoh, berbagaimakanan tradisional yang dimiliki orang Sunda, mulai dari bajigur, bandrek, surabi,colenak, wajit, borondong, kolontong, ranginang, opak, hingga ubi cilembu, apakah adastrategi besar dari pemerintah untuk mengemasnya dengan lebih bertanggung jawab agar  bisa diterima komunitas yang lebih luas.Lemahnya budaya baca, tulis, dan lisan ditengarai juga menjadi penyebab lemahnyadaya hidup dan mutu hidup kebudayaan Sunda.
Lemahnya budaya baca telahmenyebabkan lemahnya budaya tulis. Lemahnya budaya tulis pada komunitas Sundasecara tidak langsung merupakan representasi pula dari lemahnya budaya tulis dari bangsa Indonesia. Fakta paling menonjol dari semua ini adalah minimnya karya-karyatulis tentang kebudayaan Sunda ataupun karya tulis yang ditulis oleh orang Sunda
SISTEM INTERAKSI DALAM SUKU SUNDA
Jalinan hubungan antara individu- individu dalam masyarakat suku Sunda dalamkehidupan sehari- hari berjalan relatif positif. Apalagi masyarakat Sunda mempunyai sifatsomeah hade ka semah. Ini terbukti banyak pendatang tamu tidak pernah surut berada keTatar Sunda ini, termasuk yang enggan kembali ke tanah airnya. Lebih jauh lagi, banyak sekali sektor kegiatan strategis yang didominasi kaum pendatang. Ini juga sebuah fakta yang menunjukkan bahwa orang Sunda mempunyai sifat ramah dan baik hati kepadakaum pendatang dan tamu.
Diakui pula oleh etnik lainnya di negeri ini bahwa sebagian besar masyarakat Sundamemang telah menjalin hubungan yang harmonis dan bermakna dengan kaum pendatangdan mukimin. Hal ini ditandai oleh hubungan mendalam penuh empati dan persahabatanTidaklah mengherankan bahwa persahabatan, saling pengertian, dan bahkan persaudaraankerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari antara warga Sunda dan kaum pendatang. Hubungan urang Sunda dengan kaum pendatang dari berbagai etnik dalam konteks apa pun-keseharian, pendidikan, bisnis, politik, dan sebagainya-dilakukan melaluikomunikasi yang efektif. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa kesalahpahaman dan konflik antarbudaya antara masyarakat Sunda dan kaum pendatang kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Yang menjadi penyebab utamanya adalah komunikasi dari posisi-posisi yang terpolarisasikan, yakni ketidakmampuan untuk memercayai atau secara seriusmenganggap pandangan sendiri salah dan pendapat orang lain benar.
Perkenalan pribadi, pembicaraan dari hati ke hati, gaya dan ragam bahasa (termasuk logat bicara), cara bicara (paralinguistik), bahasa tubuh, ekspresi wajah, cara menyapa,cara duduk, dan aktivitas-aktivitas lain yang dilakukan akan turut memengaruhi berhasiltidaknya komunikasi antarbudaya dengan orang Sunda. Pada akhirnya, di balik kearifan,sifat ramah, dan baik hati orang Sunda, sebenarnya masih sangat kental sehingga halinimenjadi penunjang di dalamterjalinnya system interaksi yang berjalan harmonis.
STRATIFIKASI SUKU SUNDA
Masyarakat Jawa Barat, yaitu masyarakat Sunda, mempunyai ikatan keluarga yangsangat erat. Nilai individu sangat tergantung pada penilaian masyarakat. Dengandemikian, dalam pengambilan keputusan, seperti terhadap perkawinan, pekerjaan, dll.,seseorang tidak dapat lepas dari keputusan yang ditentukan oleh kaum keluarganya.Dalam masyarakat yang lebih luas, misalnya dalam suatu desa, kehidupan masyarakatnyasangat banyak dikontrol oleh pamong desa. Pak Lurah dalam suatu desa merupakan “topleader” yang mengelola pemerintahan setempat, berikut perkara-perkara adat dankeagamaan. Selain pamong desa ini, masih ada golongan lain yang dapat dikatakansebagai kelompok elite, yaitu tokoh-tokoh agama. Mereka ini turut selalu di dalam proses pengambilan keputusan-keputusan bagi kepentingan kehidupan dan perkembangan desayang bersangkutan. Paul Hiebert dan Eugene Nida, menggambarkan struktur masyarakatyang demikian sebagai masyarakat suku atau agraris.
MASYARAKAT UMUM
Perbedaan status di antara kelompok elite dengan masyarakat umum dapat terjadi berdasarkan status kedudukan, pendidikan, ekonomi, prestige sosial dan kuasa. RobertWessing, yang telah meneliti masyarakat Jawa Barat mengatakan bahwa ada kelompok “in group” dan “out group” dalam struktur masyarakat. Kaum memandang sesamanyasebagai “in group” sedang di luar status mereka dipandang sebagai “out group.
W.M.F. Hofsteede, dalam disertasinya Decision–making Process in Four West JavaVillages (1971) juga menyimpulkan bahwa ada stratifikasi masyarakat ke dalamkelompok elite dan massa. Elite setempat terdiri dari lurah, pegawai-pegawai daerah dan pusat, guru, tokoh-tokoh politik, agama dan petani-petani kaya. Selanjutnya, petanimenengah, buruh tani, serta pedagang kecil termasuk pada kelompok massa. Informalleaders, yaitu mereka yang tidak mempunyai jabatan resmi di desanya sangat berpengaruh di desa tersebut, dan diakui sebagai pemimpin kelompok khusus atauseluruh desa.
Hubungan seseorang dengan orang lain dalam lingkungan kerabat atau keluargadalam masyarakat Sunda menempati kedudukan yang sangat penting. Hal itu bukanhanya tercermin dari adanya istilah atau sebutan bagi setiap tingkat hubungan itu yanglangsung dan vertikal (bao, buyut, aki, bapa, anak, incu) maupun yang tidak langsung danhorisontal (dulur, dulur misan, besan), melainkan juga berdampak kepada masalahketertiban dan kerukunan sosial. Bapa/indung, aki/nini, buyut, bao menempati kedudukanlebih tinggi dalam struktur hubungan kekerabatan (pancakaki) daripada anak, incu, alo,suan. Begitu pula lanceuk (kakak) lebih tinggi dari adi (adik), ua lebih tinggi dari paman/bibi. Soalnya, hubungan kekerabatan seseorang dengan orang lain akanmenentukan kedudukan seseorang dalam struktur kekerabatan keluarga besarnya,menentukan bentuk hormat menghormati, harga menghargai, kerjasama, dan salingmenolong di antara sesamanya, serta menentukan kemungkinan terjadi-tidaknya pernikahan di antara anggota-anggotanya guna membentuk keluarga inti baru.
Pancakaki dapat pula digunakan sebagai media pendekatan oleh seseorang untuk mengatasi kesulitan yang sedang dihadapinya. Dalam hubungan ini yang lebih tinggiderajat pancakaki-nya hendaknya dihormati oleh yang lebih rendah, melebihi dari yangsama dan lebih rendah derajat pancakaki-nya.
RUMAH ADAT
Secara tradisional rumah orang Sunda berbentuk panggung dengan ketinggian 0,5 m - 0,8 m atau 1 meter di atas permukaan tanah. Pada rumah-rumah yang sudah tua usianya, tinggi kolong ada yang mencapai 1,8 meter. Kolong ini sendiri umumnya digunakan untuk tempat mengikat binatang-binatang peliharaan seperti sapi, kuda, atau untuk menyimpan alat-alat pertanian seperti cangkul, bajak, garu dan sebagainya. Untuk naik ke rumah disediakan tangga yang disebut Golodog yang terbuat dari kayu atau bambu, yang biasanya terdiri tidak lebih dari tiga anak tangga. Golodog berfungsi juga untuk membersihkan kaki sebelum naik ke dalam rumah.
Rumah adat Sunda sebenarnya memiliki nama yang berbeda-beda bergantung pada bentuk atap dan pintu rumahnya. Secara tradisional ada atap yang bernama suhunan Jolopong, Tagong Anjing, Badak Heuay, Perahu Kemureb, Jubleg Nangkub, Capit Gunting, dan Buka Pongpok. Dari kesemuanya itu, Jolopong adalah bentuk yang paling sederhana dan banyak dijumpai di daerah-daerah cagar budaya atau di desa-desa.
Jolopong memiliki dua bidang atap yang dipisahkan oleh jalur suhunan di tengah bangunan rumah. Batang suhunan sama panjangnya dan sejajar dengan kedua sisi bawah bidang atap yang sebelah menyebelah, sedangkan lainnya lebih pendek dibanding dengan suhunan dan memotong tegak lurus di kedua ujung suhunan itu.
Interior yang dimiliki Jolopong pun sangat efisien. Ruang Jolopong terdiri atas ruang depan yang disebut emper atau tepas; ruangan tengah disebut tengah imah atau patengahan; ruangan samping disebut pangkeng (kamar); dan ruangan belakang yang terdiri atas dapur yang disebut pawon dan tempat menyimpan beras yang disebut padaringan. Ruangan yang disebut emper berfungsi untuk menerima tamu. Dulu, ruangan ini dibiarkan kosong tanpa perkakas atau perabot rumah tangga seperti meja, kursi, ataupun bale-bale tempat duduk. Jika tamu datang barulah yang empunya rumah menggelarkan tikar untuk duduk tamu. Seiring waktu, kini sudah disediakan meja dan kursi bahkan peralatan lainnya. Ruang balandongan berfungsi untuk menambah kesejukan bagi penghuni rumah. Untuk ruang tidur, digunakan Pangkeng. Ruangan sejenis pangkeng ialah jobong atau gudang yang digunakan untuk menyimpan barang atau alat-alat rumah tangga. Ruangan tengah digunakan sebagai tempat berkumpulnya keluarga dan sering digunakan untuk melaksanakan upacara atau selamatan dan ruang belakang (dapur) digunakan untuk memasak.
Ditilik dari segi filosofis, rumah tradisional milik masyarakat Jawa Barat ini memiliki pemahaman yang sangat mengagumkan. Secara umum, nama suhunan rumah adat orang Sunda ditujukan untuk menghormati alam sekelilingnya. Hampir di setiap bangunan rumah adat Sunda sangat jarang ditemukan paku besi maupun alat bangunan modern lainnya. Untuk penguat antar tiang digunakan paseuk (dari bambu) atau tali dari ijuk ataupun sabut kelap`, sedangkan bagian atap sebagai penutup rumah menggunakan ijuk, daun kelapa, atau daun rumia, karena rumah adat Sunda sangat jarang menggunakan genting. Hal menarik lainnya adalah mengenai material yang digunakan oleh rumah itu sendiri. Pemakaian material bilik yang tipis dan lantai panggung dari papan kayu atau palupuh tentu tidak mungkin dipakai untuk tempat perlindungan di komunitas dengan peradaban barbar. Rumah untuk komunitas orang Sunda bukan sebagai benteng perlindungan dari musuh manusia, tapi semata dari alam berupa hujan, angin, terik matahari dan binatang.

Rabu, 21 Maret 2012

CERITA SEDIH


DO’A DARI RANI

Rani, bocah kelas empat SD dengan serius tengah menulis sesuatu sejak tadi. Berkali-kali ia terlihat berpikir kemudian menulis kembali di atas selembar kertas kemudian memasukkannya ke dalam sebuah amplop. Bundanya mulai bertanya-tanya sedang apakah anaknya gerangan. “Rani, sedang menulis apa?” Tanya Bundanya sembari mendatangi meja belajar Rani. “Sedang menulis surat Bunda.” Jawab Rani. “Untuk siapa?”, “Untuk Allah.” Bundanya tampak heran namun Rani memulai cerita bahwa tadi pagi di sekolah guru agamanya mengajarkan bahwa Allah akan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya jika mereka meminta. “Ya, lalu untuk apa surat ini sayang?” Tanya Bunda masih tak mengerti. “Rani menuliskan semua doa-doa Rani di surat ini, Rani minta Allah mengabulkannya. Allah pasti membaca surat Rani, iya kan Bunda?”, “Iya sayang, Allah Maha Melihat, Allah pasti melihat surat Rani.” Jawab bunda.
Rani merupakan anak semata wayang di keluarganya. Ayahnya sedang mengidap sakit keras, bahkan dokter telah menyerah dan memvonis bahwa umur ayah Rani tidak akan lama lagi. Beberapa hari berlalu, kali ini, tidak seperti biasanya sebelum berangkat ke sekolah Rani memeluk tubuh ayahnya erat-erat, lama sekali, Rani mencium kening dan pipi ayahnya. Bundanya menatap sedih, seolah terlihat Rani khawatir tidak bisa melihat ayahnya lagi sepulang dari sekolah nanti.
Setelah Rani berangkat, Bunda Rani merapikan meja belajar anaknya, kemudian hatinya tergerak untuk membuka amplop-amplop yang berada di atas meja itu. Ia membaca surat buatan anaknya itu satu per satu. “Kepada Allah di tempat, Ya Allah, Rani besok mau ujian Matematika, baguskan nilai Rani ya Ya Allah. Amiin.” Bundanya tersenyum kemudian membuka surat yang lain. “Untuk Allah yang Rani cintai, hari ini Rani menanam bunga di dekat jendela kamar Rani, tumbuh suburkan bunga-bunga yang Rani tanam ya Ya Allah. Terimakasih Ya Allah.” Di surat lainnya Rani menulis, Ya Allah, hari ini Rani diganggu anjing si Ogi. Hukum anjing si Ogi itu Ya Allah.”
Sejenak kemudian bunda Rani berhenti membaca, ia baru menyadari sesuatu. Doa-doa Rani itu, Allah telah mengabulkan semuanya. Beberapa hari yang lalu dengan bangga Rani menunjukkan nilai matematika yang bagus kepada bunda dan ayahnya. Bunda Rani langsung berdiri dan mengintip ke jendela, terlihat bunga berwarna-warni bergoyang-goyang ditiup angin sepoi-sepoi. Bunga itu tumbuh subur seperti yang diminta Rani kepada Allah. Bunda Rani langsung membuka semua surat-surat yang lainnya. Kemudian hatinya bimbang dan heran. Mengapa tak satu pun surat yang berisi permohonan agar ayahnya segera sembuh?
Di siang harinya telepon rumah berdering, ”Assalamu’alaikum, dengan bundanya Rani?” suara di seberang sana. “Wa’alaikumussalam, iya. Dengan siapa? Ada apa ya?” Tanya Bunda Rani. “Ibu, saya guru Rani di sekolah. Kami ingin memberitahu ibu kalau Rani mengalami kecelakaan, ia terjatuh dari lantai empat sekolah dan meninggal.” Betapa shock dan kagetnya mendengar berita yang menimpa puteri semata wayangnya.
Setahun sudah berlalu semenjak kejadian itu. Ayah Rani yang dulunya telah diprediksi oleh dokter tidak akan berumur lama lagi tersebut masih hidup hingga kini. Bahkan keadaannya semakin hari semakin membaik. Ayah dan bunda Rani masih sangat kehilangan dan terpukul sehingga mereka tak pernah lagi membuka kamar tidur Rani dahulu. Mereka mengunci kamar itu dan tak pernah masuk ke dalamnya karena akan merasa sangat sedih jika melihat kamar itu. Hingga suatu kali saat Bunda Rani tengah lewat di depan pintu kamar Rani terdengar bunyi sesuatu, seperti suara benda jatuh. Akhirnya karena penasaran Bunda Rani membuka pintu itu setelah setahun lamanya terkunci. Ternyata yang terjatuh adalah ukiran ayat kursi dari kayu yang tergantung di kamar Rani. Bundanya pun bermaksud membersihkan debu di benda itu dan menggantungnya kembali di dinding. Namun, ia melihat sesuatu terselip di balik ukiran kayu itu, ternyata surat Rani..!
Bundanya membuka kertas itu dan membaca isinya, “Ya Allah, Ayah Rani sedang sakit keras Ya Allah. Tolong jangan ambil nyawa Ayah Ya Allah. Ganti saja dengan nyawa Rani.”